Jansen Ongko, Msc, RD selaku ahli gizi meluruskan bahwa arang yang digunakan sebagai pewarna makanan bukanlah arang sisa hasil pembakaran. “Arang ini sebenarnya adalah zat karbon yang sudah melalui tahap proses pemurnian sehingga tidak mengandung zat kimia lain,” paparnya ketika dihubungi detikFood (17/11).
Ia menegaskan konsumsi zat arang masih aman apabila hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil atau sesuai anjuran. “Dalam dunia medis, zat arang aktif bahkan digunakan untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan, baik dari keracunan makanan atau overdosis obat-obatan.”
Jansen menambahkan zat arang aktif bekerja dengan cara menyerap seluruh zat pada sistem pencernaan. “Nah karena kemampuan daya serapnya yang tinggi, zat ini tidak baik dikonsumsi terlalu sering karena zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh juga akan ikut terbawa dan dibuang. Hal ini berpotensi menyebabkan malnutrisi,” jelasnya.
Mengenai batas aman konsumsi arang bambu, Jansen menjelaskan sampai saat ini belum ada jumlah pasti. “Sejauh ini penelitian terkait zat arang hanya membahas kegunaan dan faktor kesehatan yang harus diperhatikan saat memakai zat ini untuk tujuan medis. Penelitian yang berhubungan dengan efek samping lain dari konsumsi zat arang aktif masih terus berlanjut hingga kini.”
Beberapa waktu lalu, media sosial Jepang sempat dihebohkan dengan kejadian tak biasa setelah seseorang mengonsumsi Burger King edisi Halloween berwarna hitam. Orang tersebut mengaku fesesnya berubah warna menjadi hijau.
“Sebenarnya konsumsi zat arang aktif memang membuat feses berubah warna menjadi hitam. Apabila feses berwarna lain, contohnya hijau sepeti yang terjadi di Jepang, maka besar kemungkinan adanya zat pewarna lain dalam bahan campuran olahan makanannya,” jelas Jansen.
Hal itu dapat dibuktikan ketika buang air besar, kotoran akan berwarna hitam karena natural activated charcoal tidak terserap oleh sistem pencernaan. Selain detoksifikasi , natural activated charcoal juga bermanfaat untuk menurunkan gas dalam saluran pencernaan (kembung) dan mengobati diare.
Efektivitas natural activated charcoal dalam detoksifikasi tergantung pada jenis dan kuantitas racun yang masuk ke tubuh. Jenis racun, seperti timbal, besi dan alkohol, diserap oleh natural activated charcoal lebih lama. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan detoksifikasi, maka makanan dengan natural activated charcoal dapat dikonsumsi tiga jam setelah makan. Selamat mencoba
Jadi anda tak perlu khawatir soal keamanannya karena natural activated charcoal tidak diserap oleh tubuh, sehingga tidak meninggalkan residu di dalam organ tubuh, seperti yang terjadi pada pewarna sintetis.
Sumber.: Food.betik.com
Pada
19.05